Tokoh Adat Harus Jadi Pilar Utama Pembentukan Karakter Bangsa

Teks Gambar: Tampak poto bersama, KP.Johan Amin, SE., M.Si (kanan) dan PYM Sultan Melvin Alkadrie Sultan Pontianak (kiri),( Istimewa )

Banjarmasin| KESBANG  NEWS — KP. Johan Amin, SE., M.Si., tidak hanya dikenal sebagai Ketua Umum TABAS (Tutus Banjar asli) namun sekaligus bergelar Panglima Adat Nusantara, yang juga tokoh pemerhati pelaku Kuntau nasional.

Dalam pandangannya, perjuangan membangun karakter bangsa tidaklah mudah jika hanya duduk berpangku tangan. Negeri ini tidak cukup diisi oleh orang-orang yang sekadar pandai berbicara, tetapi membutuhkan mereka yang mau bekerja nyata untuk membangun bangsa.

“Berkaca dari berbagai polemik yang terjadi, kita bisa melihat semakin kurangnya kesadaran untuk saling peduli, merosotnya akhlak, serta hilangnya adab yang tertindih oleh tingginya ilmu. Inilah yang membuat kita harus kembali berpikir betapa besarnya peran tokoh adat dalam masyarakat modern,” ujar Johan Amin.

Budaya bangsa Indonesia yang dahulu dikenal luhur dan menjunjung tinggi persatuan, kini perlahan terkikis oleh pengaruh zaman yang semakin canggih. Oleh karena itu, saatnya para tokoh adat, raja, dan sultan menunjukkan kembali eksistensinya dalam membantu negara membentuk karakter ketimuran yang diwariskan para leluhur, agar Nusantara khususnya Indonesia kembali berjaya, bermartabat, berbudaya, dan beretika.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11).

Dengan semangat ayat ini, Johan Amin menegaskan bahwa perubahan besar harus dimulai dari kesadaran bersama, terutama melalui peran adat dan budaya sebagai fondasi moral bangsa.

“Semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan menaungi negeri ini. Mari bersama kita bangun kembali karakter bangsa demi Indonesia yang lebih baik, beradab, dan berdaulat,” pungkasnya.

Untuk diketahui bersama, organisasi budaya TABAS sebagai satu-satunya organisasi budaya yang resmi dilantik dan berada langsung di bawah naungan Kesultanan Banjar menjadikannya organisasi ini yang memiliki roh dan legitimasi adat yang hidup, bukan sekadar formalitas administratif. Sejatinya hadir sebagai jawaban atas keresahan terhadap krisis akhlak yang semakin parah akibat pengaruh global dan budaya asing. TABAS berkomitmen menjaga roh adat, memperkuat persatuan, serta meneguhkan kembali jati diri bangsa Indonesia.(Brt)

EDITOR: ENDI

 

 

News Feed