Banyak yang mungkin belum menyadari bahwa darah Minangkabau mengalir deras dalam keluarga Nadiem Makarim. Ayahnya, Dr. Nono Anwar Makarim, S.H., LL.M., lahir dari keluarga campuran keturunan Arab dan Minangkabau. Ayah Nono (kakek Nadiem), Anwar Makarim, adalah seorang notaris kelahiran Padang, Sumatera Barat. Silsilah ini menempatkan Nono sebagai bagian dari kaum intelektual “Urang Awak” yang memiliki pengaruh besar di kancah hukum nasional dan internasional.
Nono Anwar Makarim adalah sosok yang sangat disegani di dunia hukum. Ia merupakan lulusan Universitas Indonesia yang kemudian meraih gelar Master dan Doktor hukum dari Harvard Law School, Amerika Serikat. Setelah sempat bekerja di kantor hukum Adnan Buyung Nasution, ia mendirikan firma hukum bergengsi Makarim & Taira S. pada tahun 1980. Fakta menarik yang sering menjadi perbincangan adalah pengacara kondang Hotman Paris Hutapea ternyata pernah bekerja selama 20 tahun di kantor milik Nono Makarim tersebut sebelum menjadi terkenal seperti sekarang. Hotman bahkan sering membagikan kenangannya saat bekerja di bawah bimbingan Nono sebagai atasan sekaligus mentornya.
Tak hanya sukses sebagai praktisi hukum, Nono adalah tokoh pergerakan dari eksponen Angkatan ’66. Ia pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi harian KAMI dan menjadi anggota DPR-GR dari kalangan mahasiswa. Bersama tokoh-tokoh besar seperti Emil Salim dan Soemitro Djojohadikusumo, ia ikut mendirikan LP3ES, sebuah lembaga pemikir yang sangat berpengaruh di masa Orde Baru. Dengan integritas dan kecerdasannya, Nono Anwar Makarim juga dipercaya menjadi anggota Komite Etik KPK, membuktikan bahwa dedikasinya terhadap hukum dan keadilan di Indonesia tidak pernah padam.
Sumber: Wikipedia Bahasa Indonesia & Harian Haluan.
