KESBANG,COM, YOGJAKARTA – Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta kembali melanjutkan proses ekskavasi sekaligus penelitian terhadap Situs Liyangan yang terletak di Dusun Liyangan Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung.
Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Didik Nurdiyanto, penelitian yang telah berlangsung sejak tanggal 26 Agustus dan berakhir sekitar pertengahan bulan September 2017 itu mengagendakan sejumlah fokus permasalahan.
Yakni mempertajam garis batas area atau zona pertanian kuno serta akan dilanjutkan ke zona 3 dan 4 yang diduga kuat merupakan bekas aliran sungai kuno. Tujuannya adalah sebagai persiapan pembangunan shelter yang akan segera dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung.
“Ekskavasi dilakukan bukan untuk mencari temuan-temuan kuno yang diduga masih terpendam di dalam kawasan situs. Namun lebih memfokuskan perhatian pada penggalian kembali temuan yang sebelumnya ditutup oleh material untuk melindungi struktur agar tidak rusak. Selain itu kami juga tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk rencana pembangunan shelter,” jelasnya, Kamis (14/9).
Lebih jauh Didik menjelaskan, tahun 2017 ini pemerintah tengah merencanakan pembangunan empat bangunan shelter semi permanen yang difungsikan untuk melindungi temuan penting seperti arang, saka kayu, serta atap rumbia yang disinyalir merupakan sisa rumah penduduk pada abad ke VI sampai VII yang terpendam oleh material lahar dingin letusan Gunung Sindoro kala itu.
Tak hanya sebagai pelindung temuan kuno, shelter tersebut juga memiliki fungsi edukasi karena akan disertai dengan tampilan peta area temuan sementara Situs Liyangan beserta keterangan atau deskripsi dari masing-masing temuan.
“Nantinya, dengan keterangan yang akan kami tampilkan di lokasi shelter, pengunjung dapat mengetahui beberapa hal terkait temuan-temuan maupun peta area di Situs Liyangan,” imbuhnya.
Di luar hal tersebut, menurutnya, Situs Liyangan memang tidak dapat disamakan dengan Candi Prambanan atau Borobudur yang memiliki tekstur bangunan cukup besar. Namun, lebih dari itu Liyangan memiliki beragam keunikan yang tidak dimiliki oleh situs kuno di daerah lain.
Yakni terbagi atas beberapa zona dengan tingkat komplektisitas tinggi, mulai zona pertanian, pemukiman, hingga peribadatan.
“Temuan di Situs Liyangan ini cukup lengkap karena lokasi ini dulunya merupakan pemukiman kuno yang terpendam di dalam tanah hingga puluhan meter selama ratusan tahun akibat ledakan Gunung Sindoro,” pungkasnya. (van)