*JAKARTA* – Anggota DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15 dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendukung penuh sikap tegas Presiden Prabowo Subianto untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga tetes darah penghabisan. Pernyataan Presiden yang menyebut “daripada dijajah kembali, lebih baik mati” adalah pesan moral yang relevan di tengah derasnya arus globalisasi. Di era di mana ancaman dapat masuk melalui teknologi, informasi bahkan ekonomi, semangat juang mempertahankan kemerdekaan harus menjadi bagian dari pendidikan karakter bangsa sejak dini.
Data Global Firepower Index 2025 menunjukkan Indonesia menempati peringkat ke-13 dunia dalam kekuatan militer. Namun, peringkat ini tidak boleh membuat bangsa Indonesia lengah. Perlu kesiapan mental dan partisipasi rakyat sebagai kekuatan pertahanan semesta.
“Konsep pertahanan rakyat semesta, di mana kekuatan militer formal diperkuat oleh kesiapsiagaan seluruh warga, merupakan suatu keharusan di tengah dinamika keamanan global. Kita harus membangun mentalitas pertahanan yang menyeluruh, di mana setiap warga menjadi bagian dari benteng NKRI. Sejarah menunjukkan, bangsa yang siap bertahan di setiap jengkal wilayahnya adalah bangsa yang tidak akan mudah ditaklukkan,” ujar Bamsoet di Jakarta, Senin (11/8/25).
Ketua DPR RI ke-20 Wakil Ketua Umum/Kepala Badan Bela Negara FKPPI (Forum Komunikasi Putra/Putri Purnawirawan dan Putra/Putri TNI-Polri) ini menjelaskan, komitmen yang disampaikan Presiden Prabowo mencerminkan kesadaran strategis bahwa kekuatan pertahanan nasional tidak boleh hanya terpusat di titik-titik perbatasan, tetapi harus menyatu dalam denyut kehidupan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Karenanya, program bela negara yang sudah dijalankan Kementerian Pertahanan dan program pertahanan teritorial TNI sebagai pondasi yang perlu diperluas hingga ke tingkat desa.
“Mempertahankan kedaulatan NKRI merupakan tanggung jawab semua elemen bangsa. Kita bukan hanya bicara soal senjata, tank ataupun pesawat tempur. Kita bicara tentang kesadaran nasional, kesiapan mental, solidaritas sosial, dan cinta tanah air. Seperti disampaikan Presiden, kalau seluruh bangsa ini kompak mempertahankan setiap jengkal tanahnya, maka Indonesia akan tetap tegak selama-lamanya.” tegas Bamsoet.
Ketua Komisi III DPR RI ke-7 dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini mencontohkan, situasi geopolitik di Asia Pasifik saat ini sedang berada pada titik sensitif. Sengketa Laut China Selatan, eskalasi ketegangan di Selat Taiwan, dan perkembangan teknologi militer negara-negara besar seperti hipersonik dan drone tempur, memberi pelajaran bahwa ancaman bisa datang secara tiba-tiba dan tidak selalu dalam bentuk konvensional.
“Desa-desa harus menjadi basis pertahanan rakyat, sebagaimana ditekankan Presiden Prabowo. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024. mencatat sekitar 43,7 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan. Perlu ditanamkan, desa bukan hanya lumbung pangan, tetapi juga lumbung patriotisme. Kalau setiap desa siap, maka kedaulatan NKRI akan sulit sekali ditembus,” pungkas Bamsoet. (*)