BGN Minta Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Sanitasi SPPG Senganan*

Daerah7 views

 

Tabanan, Bali — Badan Gizi Nasional (BGN) memberikan catatan korektif kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, setelah melakukan pemantauan operasional dan peninjauan fasilitas pada area dapur dan lingkungan sekitar. Catatan ini diberikan untuk memastikan peningkatan standar kebersihan, keamanan pangan, serta kelayakan lingkungan dalam penyelenggaraan layanan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

SPPG Senganan, yang beroperasi sejak 21 Oktober 2025, saat ini melayani 2.270 penerima makanan (PM) dari 33 sekolah yang tersebar di Desa Senganan, Babahan, Jatiluwih, Apuan, dan Angseri. Dengan cakupan pelayanan yang cukup luas, BGN menilai bahwa kualitas fasilitas dan lingkungan harus terus dijaga dan ditingkatkan.

Dari aspek infrastruktur, SPPG Senganan tercatat memiliki sejumlah fasilitas yang memadai, seperti pemanas air khusus pencucian ompreng, alat pemanas untuk sterilisasi, serta instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Namun, BGN menemukan adanya catatan terkait lingkungan sekitar yang berpotensi memengaruhi standar biosekuriti dan kebersihan udara.

“Catatan ini bukan teguran keras, tetapi koreksi yang perlu ditindaklanjuti segera. Standar lingkungan sangat menentukan kualitas pangan yang disajikan kepada anak-anak,” ujar Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati di Bali, Jumat (12/12).

Dari sisi operasional, SPPG Senganan diketahui telah menjalin kemitraan dengan UMKM lokal dalam penyediaan roti dan makanan kering, bekerja sama dengan BUMDes Penebel untuk pengadaan ATK dan paper bag, serta terhubung dengan bank sampah desa sebagai bagian dari komitmen pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Praktik ini diapresiasi karena mendukung perputaran ekonomi lokal dan pengurangan limbah.

Namun demikian, BGN menegaskan bahwa kolaborasi yang baik harus diiringi dengan kehati-hatian pada aspek higienitas. BGN meminta pengelola untuk memperkuat pengawasan area, peningkatan sanitasi rutin, serta memastikan seluruh alur produksi terjaga dari potensi kontaminasi silang.

“SPPG Senganan punya fondasi operasional yang baik dan inovatif. Karena itu sangat penting memastikan lingkungannya juga aman dan sepenuhnya sesuai standar,” tambah Hida.

Dari perspektif komunikasi publik, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Digitalisasi Bidang Komunikasi dan Media Massa, Molly Prabawati, menilai langkah korektif ini sebagai bagian penting dari transparansi layanan.

“Memberikan catatan secara terbuka dan menyampaikan rencana perbaikan adalah bentuk akuntabilitas. Publik perlu melihat bahwa setiap SPPG terus berupaya meningkatkan kualitas,” jelas Molly.

*Biro Hukum dan Humas*
*Badan Gizi Nasional*

News Feed