Demi Masa Depan Pemuda Papua Pegunungan. Saatnya Pemerintah Memperkuat KNPI, OKP Cipayung, dan Ekosistem Pengembangan Pemuda*

Daerah212 views

 

Oleh: Yulans F.Y. Wenda
Sekretaris DPD I KNPI Papua Pegunungan ” Energi Of Harmony)

Salam hormat kepada Gubernur, Wakil Gubernur, serta para Bupati dan Wakil Bupati dari delapan kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan. Semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa memberikan kesehatan, hikmat, dan kebijaksanaan dalam menjalankan tugas pembangunan daerah.

Tulisan ini saya sampaikan sebagai refleksi sekaligus suara kolektif pemuda khususnya mereka yang berhimpun dalam KNPI dan OKP Cipayung. Harapannya, pemerintah daerah dapat membaca, memahami, dan memasukkan isu kepemudaan sebagai agenda prioritas pembangunan lima tahun ke depan.

*A. Masa Kekosongan Pemuda yang Tidak Diurus*

Banyak masyarakat bertanya, Mengapa pemuda Papua Pegunungan sulit mendapatkan pekerjaan setelah lulus SMA atau kuliah? Mengapa sebagian besar akhirnya tinggal di rumah, menganggur tahunan, tanpa arah jelas?

Fenomena ini bukan salah pemuda. Ini akibat kekosongan sistemik, ketika negara dan pemerintah daerah tidak menyiapkan masa transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja.

Dalam kajian sosiologi, fase ini disebut youth transition gap. masa ketika pemuda tidak lagi berstatus pelajar, tetapi juga belum masuk dunia kerja atau dunia wirausaha.

Di banyak daerah dan negara, pemerintah mengisi masa transisi ini dengan pelatihan kerja, pengembangan soft skill dan hard skill, pendampingan karier, inkubasi wirausaha, kerja sama industri, dan pemberdayaan organisasi kepemudaan.

Namun di Papua Pegunungan kondisinya terbalik. Tidak ada sistem yang siap menampung, melatih, atau mengarahkan ribuan pemuda lulusan SMA, SMK, hingga sarjana.

Akibatnya, pemuda menganggur 1–15 tahun. Ini adalah kehilangan masa emas yang tidak boleh dibiarkan. Harus ada kebijakan urgen untuk selamatkan generasi muda.

*B. Konteks Nyata Papua Pegunungan*

Papua Pegunungan memiliki tantangan sangat spesifik ekonomi lokal yang terbatas, lapangan kerja minim, tingkat ekonomi harga barang tinggi, kapasitas pelatihan teknis hampir tidak ada, dan tidak adanya pusat pengembangan pemuda yang berkelanjutan.

Padahal provinsi ini adalah lumbung aktivis kaliber dari berbagai lintas pergerakan mahasiswa dan kader intelektual yang ditempa di berbagai kota studi di Indonesia. Ketika mereka pulang, mereka ngangur lalu mengisi masa kekosongannya dengan berhimpun didalam OKP Cipayung dan KNPI untuk membentuk basis kualitas SDM muda yang kuat, tetapi eksistensi kehadiran pemuda didalam OKP tidak diakui, ketika mereka ingin berjumpa kepala daerah untuk menyampaikan program dan giat yang akan dilakukan selalu tidak ada ruang diskusi dengan kepala daerah. fasilitas pendukung sekertariat dan ATK OKP/KNPI minim, dan tidak ada keberpihakan dukungan anggaran untuk mengembangkan mereka didalam wadah OKP cipayung tempat mereka berhimpun.

Jadi sesunguhnya kata-kata pemantik pemuda adalah harapan masa depan daerah, gereja dan bangsa, itu hanya janji kosong diatas podium atau memang eksistensi pemuda tidak diakui?

Jika pemerintah membiarkan para sarjana dan lulusan muda menganggur hingga 3–15 tahun, itu sama saja dengan membunuh masa emas generasi muda papua pegunungan.

*C. Dampak Masa Kekosongan yang Diabaikan*

Jika masa transisi pemuda tidak dikelola baik maka pemuda kehilangan arah dan identitas, tingkat stres dan depresi meningkat, rentan potensi konflik atau berbelok ke haluan lain, kriminalitas berpotensi naik, rasa percaya diri terhadap pemerintah daerah, negara dan pembangunan hancur, lahir generasi yang terputus dari masa depan.

Kerusakan sosial semacam ini jauh lebih mahal daripada membiayai program pelatihan dan pemberdayaan pemuda sejak awal.

*D. KNPI dan OKP Cipayung Bukan Sekadar Organisasi, Tapi Sekolah Kepemimpinan*

Banyak orang memandang KNPI atau OKP hanya sebagai tempat rapat, tempat melawan pemerintah, kumpulan pemuda penganguran atau tempat pemuda merancang demonstrasi. Itu keliru.

Menurut teori civic engagement, organisasi kepemudaan adalah sekolah kepemimpinan lokal yang melatih kemampuan berbicara depan publik, manajemen organisasi, pengelolaan anggaran, etika dialog dan demokrasi, kemampuan advokasi, jejaring sosial dan politik, serta kedisiplinan intelektual.

Pemimpin nasional dari berbagai generasi lahir dari OKP GMKI, PMKRI, HMI, GMNI, PMII, dll.

Jika pemerintah benar-benar ingin mempersiapkan masa depan Papua Pegunungan, maka KNPI dan OKP harus diperkuat, bukan diabaikan.

*E. Masalah Utama Minimnya Anggaran dan Prioritas Pemuda*

Hingga hari ini, rata-rata pemerintah daerah hanya mengalokasikan kurang dari 1% dana hibah untuk kepemudaan itu pun bersifat seremonial, bukan pengembangan kapasitas.

Padahal berbagai studi internasional, termasuk UNDP, menegaskan bahwa, “Setiap 1 rupiah yang diinvestasikan untuk pemuda akan kembali 3–7 kali lipat melalui peningkatan stabilitas sosial dan produktivitas ekonomi.”

Pemuda bukan beban anggaran.
Pemuda adalah investasi paling murah dan paling menguntungkan.

*F. Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah Daerah?*

Pemuda tidak meminta uang. Pemuda meminta masa depan. Pemerintah daerah harus mengambil kebijakan yang memberdayakan pemuda dengan cara :

1. Meningkatkan anggaran kepemudaan minimal 5%. Karena tidak cukup jika hanya seremonial atau event tahunan. Anggaran harus diarahkan pada pelatihan, penguatan organisasi, dan program jangka panjang.

2. Membangun Youth Creative Center dan Balai Latihan Kerja (BLK) di setiap kabupaten. Fasilitas ini harus berfungsi sebagai pusat pelatihan digital, wirausaha, teknik, pertanian modern, dan industri kreatif.

3. Membiayai program-program leadership, digital skill, dan entrepreneur. Pemuda Papua Pegunungan harus disiapkan menghadapi ekonomi baru.

4. Menjadi mitra strategis KNPI & OKP. Libatkan pemuda dalam penyusunan RPJMD, Musrenbang, dan forum-forum kebijakan lainnya.

5. Biayai kaderisasi dan program edukasi OKP Cipayung. Karena mereka adalah generator pemimpin masa depan.

6. Membuka skema hibah dan kerja sama formal antara pemerintah dengan organisasi kepemudaan. Bukan sekadar pemberian bantuan sporadis.

Jika pemuda kuat, maka Papua Pegunungan kuat. Dengan kekuatan itu pula, masa depan provinsi ini dapat ditata dengan lebih baik.

*G. Pesan untuk Pemuda Papua Pegunungan*

Pemuda Papua Pegunungan bukan generasi gagal. Yang gagal adalah sistem yang tidak mempersiapkan mereka.

Namun kita tidak boleh menyerah. Gunakan KNPI, OKP, dan wadah-wadah lokal sebagai tempat naik kelas. tempat menempa karakter, ilmu, jaringan, dan daya juang. Di sana kita membangun masa depan bersama.

*H. Penutup*

Pemuda Papua Pegunungan tidak boleh dibiarkan hilang dalam masa kekosongan. Jika pemerintah tidak hadir, maka kita sendiri harus berdiri.

Kita bukan penonton sejarah.
Kita adalah penulis masa depan Papua Pegunungan.

Salam Pemuda
Energi Of Harmony

News Feed