Forum Lestari Indonesia: Pariwisata Nias Perlu Strategi Serius, Potensi Alam dan Budaya Jangan Dibiarkan Terabaikan

Nasional34 views

Teks Foto: Keindahan Panorama Pantai Sorake, Nias Selatan (Istimewa) 

JAKARTA, KESBANG NEWS – Pulau Nias menyimpan kekayaan alam dan warisan budaya yang berpotensi menjadi motor ekonomi kawasan. Namun, hingga kini pengembangan pariwisata di pulau tersebut dinilai belum dikelola secara optimal. Hal ini disampaikan tokoh masyarakat adat Nias yang juga anggota DPP Forum Lestari Indonesia (FLI), Edizaro Lase, dalam pernyataan resminya pada Jumat (20/11).

Menurut Edizaro, berbagai daya tarik wisata kelas dunia yang dimiliki Nias belum mendapat perhatian strategis dalam aspek manajemen, promosi, dan pembangunan infrastruktur.

“Pulau Nias memiliki daya tarik wisata berkelas dunia dan sangat strategis. Namun perhatian pemerintah daerah dan lembaga terkait masih minim, baik dari sisi manajemen destinasi, promosi internasional, maupun infrastruktur pendukung,” ujarnya.

Nias Selatan menjadi contoh konkret dari potensi besar yang belum dikembangkan maksimal. Pantai Sorake, yang dikenal sebagai salah satu spot selancar terbaik dunia bahkan kerap disandingkan dengan Hawaii telah lama menarik peselancar mancanegara. Namun, Edizaro menilai kondisi lapangan belum mencerminkan reputasi Sorake sebagai destinasi global.

“Popularitas Sorake tidak diimbangi dengan pengelolaan profesional sehingga dampak ekonominya belum signifikan bagi masyarakat,” tegasnya.

*Warisan Budaya Megalitik dan Identitas Adat Jadi Aset Global*

Selain ombak, Nias memiliki warisan budaya yang unik dan bernilai sejarah tinggi. Di antaranya tradisi Hombo Batu (lompat batu), situs megalitik Bawomataluo, arsitektur tradisional tahan gempa Omo Sebua, serta berbagai ritual adat dan seni perang yang menjadi identitas masyarakat Nias.

Edizaro menilai bahwa pelestarian budaya harus menjadi inti dari pengembangan pariwisata, bukan hanya pelengkap promosi.

Minimnya infrastruktur dasar seperti akses jalan, fasilitas publik, pengelolaan sampah, papan informasi, hingga sarana pendukung ekonomi kreatif menjadi hambatan signifikan. Selain itu, strategi promosi pariwisata belum dilakukan secara terkoordinasi dan bertaraf internasional.

Yang tak kalah penting, masyarakat adat dinilai belum dilibatkan dalam proses kebijakan dan pengelolaan destinasi.

“Peran masyarakat adat adalah kunci keberlanjutan pariwisata. Tanpa pelibatan aktif mereka, pengembangan wisata hanya akan bersifat eksploitatif dan merusak,” kata Edizaro.

*Ajakan Aksi: Roadmap Pariwisata Berkelanjutan*

Atas kondisi tersebut, Edizaro bersama tokoh adat Nias dan unsur LSM di Forum Lestari Indonesia mendesak:

• Pemerintah kabupaten/kota se-Kepulauan Nias
• Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
• Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

untuk menyusun langkah strategis, antara lain:

• Roadmap pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat adat
• Pembangunan dan perbaikan infrastruktur wisata
• Promosi global dan kolaborasi internasional
• Pemberdayaan pelaku wisata dan UMKM lokal
• Program konservasi kawasan pesisir dan warisan megalitik
• Penutup: Nias Harus Menjadi Contoh Wisata Berkelanjutan

“Nias bukan hanya destinasi selancar, tetapi kawasan budaya dengan nilai ekologis dan sejarah yang panjang. Dengan komitmen bersama, pariwisata dapat menjadi sumber kesejahteraan sekaligus pelestarian identitas adat,” ujar Edizaro.

“Kami mengajak pemerintah, masyarakat adat, pelaku usaha, organisasi budaya, dan seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak bersama. Potensi Nias jangan hanya jadi wacana, tapi diwujudkan melalui pembangunan nyata demi masa depan generasi berikutnya.”(Bar.S)

Editor: Endi.S

News Feed