KESBANG.COM, SURAKARTA – Gubernur Jawa Tengah menyebut, sejauh ini sistem demokrasi yang diterapkan oleh sebuah negara bukanlah sistem terbaik dan dianggap hanya menempati posisi kedua. Kendati demikian, sampai detik ini tidak ada satupun sistem lain yang dianggap lebih baik untuk diterapkan dari demokrasi itu sendiri.
“Hari ini politik ditaburi oleh massa atau banyak-banyakan massa. Apapun itu, demokrasi yang bagus adalah yang liberatif atau selalu mengkedepankan musyawarah mufakat untuk menghadapi sejumlah persoalan,” jelasnya, saat berada di Surakarta, baru-baru ini.
Lanjutnya, akhir-akhir ini tidak hanya Indonesia saja yang tengah mengalami perubahan, namun situasi tersebut juga tengah dirasakan secara luas oleh ranah dunia internasional. Di tengah situasi seperti ini, pihaknya meminta agar masyarakat untuk senantiasa merapatkan barisan dalam upaya menjaga nilai persatuan dan kesatuan sekaligus bangga dapat menjadi warga negara Indonesia.
Hal ini terkait ideologi dunia yang tengah mengarah ke wilayah belahan timur. Ganjar bahkan menceritakan pengalamannya beberapa waktu lalu saat ada salah seorang ulama asal Timur Tengah yang tertegun kala diajak bergabung untuk bersholawat bersama ulama kondang asal Solo, Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf.
“Saat diajak bersholawat, ulama asal Timur Tengah itu takjub dan merasa mendapatkan aura luar biasa. Ia bahkan mengaku merasa menjadi lebih Islami. Padahal lagu yang dibawakan kala itu adalah Lir-ilir yang kental dengan lirik bahasa Jawa,” imbuhnya.
Ada juga pengalaman lain saat ia mendampingi hakim asal Afganistan yang tengah melawat ke Indonesia untuk menghadiri sebuah acara internasional yang digelar di Solo. Kata Ganjar, setelah menginjakkan kaki di tanah air, hakim tersebut tertegun dengan keberagaman yang terjadi di Indonesia.
“Bahkan ia mengaku ingin belajar lebih jauh tetang Pancasila yang selama ini dipegang teguh oleh setiap warga negara. Jadi, tidak ada alasan lagi, kita harus tetap menjaga nilai-nilai dalam Pancasila sebagai benteng kuat menjaga perdamaian,” pungkasnya. (ivan)