MOROWALI, BANDARA Dan TKA ILEGAL

Daerah109 views

 

_*Negara dalam Negara*_

Oleh: Madi Saputra

Di tengah deru mesin industri dan bayang-bayang kompetisi geopolitik di Asia Pasifik, Morowali tiba-tiba menjelma panggung utama pembuktian negara. Bukan lewat pidato mapun konferensi pers, tetapi melalui sesuatu yang paling mendasar dalam sebuah republik: latihan militer yang mengungkap fakta bahwa ada wilayah di Indonesia yang selama 6 (enam) tahun beroperasi tanpa kehadiran negara tanpa aparat. Ironi ini hanya bisa terjadi di negeri yang terlalu lama memuja investasi, tetapi lupa menjaga pintu rumahnya sendiri.

Latihan Komando Gabungan (Kogab) TNI Terintegrasi Tahun 2025—yang digelar di Morowali dan Bangka Belitung—bukan sekadar “latihan rutin”. Ia adalah koreksi sejarah. Ia adalah alarm. Ia adalah penanda bahwa Presiden Prabowo Subianto mulai menarik garis merah baru: Indonesia ramah investasi, tetapi tidak tunduk pada investor.

Berikut kronologi lengkap, analisis mendalam, dan makna geopolitiknya.

*1. Pra-Latihan: Instruksi Prabowo dan Persiapan (Awal November 2025)*

Langkah pertama dimulai dengan instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto kepada Panglima TNI:
*”amankan aset strategis, khususnya pusat industri nikel yang selama ini menjadi denyut nadi rantai pasok global.”*

*Kenapa Morowali?*

Karena di situlah berdiri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)—zona industri nikel terbesar di dunia, dikuasai investor Tiongkok, dan diduga menjadi titik rawan:
* Eksploitasi mineral strategis,
* Mobilitas pekerja asing tanpa pengawasan,
* Potensi pelanggaran kedaulatan,
* dan Keberadaan bandara yang secara administratif berada di Indonesia tetapi secara operasional berjalan di luar Indonesia (Bandara Ilegal).

Total 26.998 prajurit diterjunkan dari tiga matra—TNI AD, AL, AU—disertai kehadiran *Jaksa Agung dan BPKP untuk audit simultan. Interoperabilitas, force projection, dan show of sovereignty* menjadi kata kunci.

*2. Hari Pertama – 19 November 2025: Dominasi Udara dan Penetrasi Awal*

*Lokasi utama:* Bandara IMIP Morowali.
Sejak pagi, langit Morowali bergetar oleh manuver Sukhoi Su-27/30 TNI AU yang melakukan skenario force down terhadap pesawat pelanggar wilayah udara.

*TIGA Hal penting terjadi:*

*a. FORCE DOWN dan Pengamanan Pesawat Asing*

Jet tempur memaksa pesawat sasaran mendarat. Pasukan POM AU, K9, dan Korpasgat menyergap area pendaratan.
Ini bukan sekadar latihan—ini deklarasi halus ke dunia bahwa Arctic Route, Indo-Pacific, dan ALKI bukan ruang tanpa tuan.

*b. Operasi Perebutan Pangkalan Udara (OP3U)*

Ratusan prajurit TNI AD diterjunkan dari C-130 Hercules.
Skenario: merebut pangkalan udara yang dikuasai pihak asing.
Lokasi latihan: bandara milik IMIP—yang ternyata kemudian terbukti memang “tanpa negara”.

*c. Operasi Maritim Dimulai*

KRI Bung Hatta-370 dan KRI Panah-626 mulai bergerak di perairan Morowali.
Sementara di Bangka Belitung, TNI AL memburu kapal penambang timah ilegal.

Hari pertama ditutup dengan kedatangan Wakasau sebagai peninjau awal.

*3. Hari Kedua – 20 November 2025: Puncak Integrasi & Terbukanya “Kotak Pandora”*

Inilah hari paling penting—bukan hanya bagi TNI, tetapi bagi Republik Indonesia.

*a. Pagi*: Penyerbuan dan Sabotase Terstruktur

Kelompok Depan Operasi Linud (KDOL) kembali melakukan penerjunan massal. Mereka “menyerang” sasaran strategis di bandara IMIP:
— menembus perimeter,
— menghancurkan titik komando musuh,
— dan menguasai jalur logistik.

*b. Siang*: Force Down Ulangan dan Interogasi Pilot

Pilot asing diperiksa identitasnya oleh tim medis dan pasukan darat.
Ini simbol: setiap yang masuk ke Indonesia harus melewati negara—bukan korporasi.

*c. Sore:* Laut Menggelegak – KRI Kepung Kapal Ilegal

*Operasi VBSS* menggeledah kapal dengan *muatan nikel ilegal.*
Ini operasi diam-diam terhadap *“kebocoran SDA”* dibalut dengan latgab yang selama ini disorot Prabowo sejak 2014.

*d. Insiden Parasut – Alarm Profesionalisme*

Seorang prajurit TNI AD terluka karena parasut gagal mengembang.
TNI langsung bentuk tim investigasi—sebuah standar baru transparansi.

*e. Terungkapnya Fakta: BANDARA TANPA NEGARA*

Ini momen yang mengguncang republik.
Saat Menhan Sjafrie Sjamsoeddin (mantan Pangdam Jaya, tokoh yang terkenal tegas) memeriksa area bandara, ia menemukan:
* Tidak ada Petugas Bea Cukai,
* Tidak ada Petugas Imigrasi,
* TIdak ada Petugas AirNav Indonesia,
* Tidak ada Otoritas Negara,
* bahkan Dandim pun kesulitan masuk area IMIP.

Di sinilah kalimat yang meledak ke publik itu muncul:

> “Tidak boleh ada negara di dalam negara.”
— Sjafrie Sjamsoeddin

Nada kalimat ini bukan basa basi. Itu adalah amarah seorang Menhan yang mendapati bahwa negara telah diabaikan di tanahnya sendiri.

Panglima TNI, Jaksa Agung, dan Kepala BPKP yang hadir sama-sama terkejut:
*ada Entitas Raksasa yang selama ENAM TAHUN berjalan tanpa kontrol REPUBLIK INDONESIA*

*4. Pasca-Latihan – 21–25 November: Publik Tersentak, Negara Bergerak*

Dalam lima hari berikutnya, Indonesia masuk fase shock awareness:

*21–22 November*

Video latihan dirilis. Publik kagum—lalu tercengang oleh temuan *bandara ilegal.*
Insiden parasut viral, tetapi perhatian justru tertuju pada anomali IMIP.

*23–24 November*

Media nasional membongkar rantai fakta:
* Ribuan pekerja asing masuk tanpa pemeriksaan,
* Tonase Nikel keluar tanpa bea,
* Bandara beroperasi seperti *“entitas asing”,*
* Penjagaan ketat perusahaan terhadap Aparat Negara.
* DPR Komisi I geram dan mendesak investigasi nasional.

*25 November*

Menhan melapor kepada Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo memerintahkan:
1. Audit menyeluruh bandara dan pelabuhan swasta,
2. Normalisasi IMIP,
3. Penempatan aparat negara,
4. dan Koordinasi lintas kementerian untuk mengambil alih penuh.

Latihan dua hari itu berubah menjadi tonggak pemulihan kedaulatan.

*Apa Makna “Negara dalam Negara” Menurut Prabowo?*

Meski frasa ini viral, Prabowo sendiri tidak mengucapkan secara verbal.
Tapi seluruh konteks dan tindakannya menunjukkan bahwa inilah pesan strategisnya:

> Tidak boleh ada entitas non-negara—korporasi, asing, oligarki—yang mengoperasikan wilayah Indonesia tanpa kontrol dan hukum Indonesia.

Bandara IMIP adalah contoh paling gamblang dari:
* Kedaulatan yang bocor,
* Kontrol yang hilang,
* dan Kompromi yang terlalu jauh.

Ini bukan sekadar masalah administrasi—ini *masalah pertahanan negara.*

*Mengapa Ini Bisa Terjadi?*

Karena selama satu dekade terakhir Zaman Joko Widodo, Indonesia terlalu sibuk mengejar investasi hingga lupa bahwa:
* Investasi harus mengikuti negara, bukan negara mengikuti investor;
* Kawasan Industri harus dalam pengawasan hukum NKRI;
* Dan semua pintu masuk (udara, laut, darat) wajib diawasi.

Diam demi “ramah investasi” berubah menjadi budaya diam yang mengorbankan kedaulatan.

*Risiko Geopolitik*

*1. Smuggling Mineral Kritis*

Nikel hanyalah puncak gunung es.
Kobalt, litium, mangan—semua bisa keluar tanpa jejak.

*2. Mobilitas Orang Asing Tanpa Screening*

Keamanan nasional runtuh jika identitas tidak tercatat.

*3. Bandara Sebagai Pangkalan Bayangan*

Drone, modul intelijen, perangkat elektronik perang dapat masuk tanpa deteksi.

*4. Lokasi Strategis Dekat ALKI*

Ini bukan daerah biasa— *ini jalur kapal selam, pesawat intai, dan rute energi Indo-Pasifik.*

Sebuah *Bandara Ilegal* di sana adalah mimpi buruk pertahanan.

*Prabowo Menarik Garis Merah: SHOW of SOVEREIGNTY*

Operasi TNI ini menandai babak baru:
* Bukan anti-investor,
* Bukan anti-Tiongkok,
* Tetapi Anti-Entitas asing yang mengabaikan kedaulatan Indonesia.

Pesannya keras dan jelas:

> Indonesia terbuka untuk bisnis, tetapi tertutup untuk pelanggaran kedaulatan.

Jika ada *“kerajaan kecil”* yang merasa berdaulat di dalam Indonesia,
TNI akan datang—dan negara akan kembali mengambil alih kursinya.

*Morowali dan Masa Depan Kedaulatan Indonesia*

Morowali adalah cermin besar yang memantulkan kelalaian masa 10 tahun Jkw, tetapi sekaligus kompas menuju masa depan.

Negara ini belajar bahwa:
* Kedaulatan bukan slogan,
* Kedaulatan bukan warisan,
* Kedaulatan adalah pekerjaan harian.

Dan Morowali telah mengingatkan kita betapa pintu rumah itu selama ini dibiarkan terbuka—lampunya menyala—tanpa penjaga.

Prabowo menutup pintu itu kembali.
Dengan tegas, tanpa kompromi.

Karena sebuah bangsa hanya setinggi kemampuannya menjaga pintu rumahnya sendiri.

——–M4D1 –++++++++

News Feed