Pesan Politik Dirpoldagri Kepada Pemilih Pemula Bogor

Politik10,584 views

BOGOR : Direktur Politik Dalam Negeri (Dirpoldagri), DR. Bahtiar, M.Si menyampaikan 2 (dua) pesan politik penting kepada pemilih mula yang berada di kabupaten Bogor dan kota Bogor. Dua pesan politik itu yang pertama yaitu jauhi kelompok yang memiliki kelompok anak muda yang memiliki politik identitas ekslusif, tidak terbuka dan cenderung memiliki ideologi tertutup.

“Politik identitas ini membahayakan kehidupan demokrasi,” ujar Bahtiar ketika memberikan pembekalan materi kepada para pemilih pemula dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) se Kab. dan Kota Bogor di hotel Gerbera, Bogor, Rabu (29/11/2017).

Menurut Bahtiar, kelompok anak muda yang memiliki politik identitas ini cenderung mengimpor faham-faham politik dari luar (baca: Barat maupun Timur Tengah) tanpa mengkaji secara kritis penerapannya di Indonesia.

“Sebenarnya jika dikaji secara ilmiah demokrasi kita (baca: Pancasila) lebih unggul dibandingkan sistem politik yang ada baik di Barat maupun Timur Tengah,” ujar Doktor dari Bone, Sulawesi ini.

Dia mencontohkan, negera Uni Soviet yang sebelumnya merupakan negara super power kini pecah paska Presidennya Gorbachev menerapkan ajaran Glasnot dan Perestroikan atau keterbukaan dalam sistem politiknya. Akibatnya, Uni Soviet terpecah dan masing-masing menjadi negara merdeka. Adapun Uni Soviet kemudian menjadi negara sendiri bernama Rusia.

Contoh lain, lanjut Bahtiar konflik berkepanjangan di negara-negara Timur Tengah. Perang saudara contohnya terjadi di Suriah dan Libya. Faksi-faksi yang berperang di dalamnya meminta bantuan negara luar untuk membantu menyerang saudaranya sendiri di dalam negeri.

“Kita tentu tidak ingin Indonesia yang sudah kondusif, terjaga stabilitas politiknya dan damai ini kemudian kacau karena adanya kelompok-kelompok intoleran. Karena itu adik-adik harus bisa memfilter terlebih dahulu informasi yang bersifat hoax (bohong) dan jangan jadikan negara lain sebagai contoh budaya yang dapat diterapkan di Indonesia. Sudah banyak negara luar hancur akibat mengadopsi budaya atau informasi teknologi negara lain untuk diterapkan di negaranya sendiri,” gugah Bahtiar.

Pesan politik kedua Dirpoldagri kepada 100 pelajar IPNU yaitu jauhi praktek money politik dalam memilih pemimpin. Dia mengingatkan praktek politik uang ini telah menyebabkan 200-an walikota, Bupati dan Gubernur yang kena Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bahtiar mengingatkan, masa depan negeri ini ada di tangan generasi milineal yang kini berusia 20-30 tahun. Kader-kader IPNU diminta terus aktif berorganisasi dan terus lah  aktif berpolitik secara cerdas dengan bergabung di partai politik yang ada saat ini. Parpol adalah salah satu saluran resmi bagi regenerasi kepemimpinan Indonesia.

“Dengan menjadi pemilih yang cerdas, anda bisa memiih pemimpin bukan karena faktor uang tetaapi karena program-program yang ditawarkannya,” pungkas Bahtiar.

Kemendagri melalui  Direktorat Politik Dalam Negeri mengajak masyarakat termasuk pemilih pemula untuk selalu aktif dalam kegiatan politik di Indonesia serta mengajak pemilih pemula mengikuti dinamika pilkada 2018 dan pemilu 2019. Pesta demokrasi di Bogor akan dilaksanakan pemilihan Bupati Bogor dan pemilihan gubernur Jawa Barat.

“Karena tidak akan pilkada 2018 dan pemilu 2019 berjalan baik jika tidak ada peran serta masyarakat di dalamnya,” harap Bahtiar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed