PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil mencatat progres pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 1B sebesar 16,43% hingga 1 September 2025, atau lebih cepat 5% dari target. Capaian ini mencerminkan percepatan konstruksi sekaligus komitmen WIKA dalam menghadirkan infrastruktur strategis nasional untuk memperkuat konektivitas di Kalimantan Timur.
Sejumlah pekerjaan utama tengah berlangsung, meliputi pembangunan Ramp 1 hingga Ramp 4 serta pekerjaan galian pada Mainroad STA 0+000 hingga STA 0+500. Pada Ramp 1 dan Ramp 2, WIKA tengah membangun struktur Spesial Span dengan Box Girder yang akan melintasi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda menggunakan metode Form Traveller. Sementara itu, untuk Mainroad STA 0+000 hingga STA 0+500, pekerjaan galian telah rampung dan saat ini memasuki tahap perkerasan lapisan pondasi (LPA dan LPB).
Dalam pelaksanaannya, WIKA menggunakan berbagai teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan akurasi proyek. Penerapan Building Information Modelling (BIM) dilakukan sejak tahap survei hingga pemodelan, terintegrasi dengan metode GNSS Surveying berbasis GPS real time, photogrammetry dengan drone, serta penggunaan LIDAR untuk akuisisi data lapangan. Pemanfaatan teknologi ini memastikan kualitas konstruksi sekaligus mempercepat proses pembangunan Tol IKN 1B.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW), menegaskan bahwa pembangunan tidak hanya fokus pada kualitas fisik, tetapi juga pada keberlanjutan dan manfaat sosial. “Kami berkomitmen menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui penggunaan material ramah lingkungan seperti plastik daur ulang untuk pemagaran, pengelolaan limbah konstruksi, hingga program sosial dan penghijauan di sekitar proyek” ujarnya.
Selain berkomitmen pada keberlanjutan, kehadiran Tol IKN Seksi 1B juga diharapkan mampu mempercepat mobilitas, membuka peluang ekonomi baru, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Kalimantan Timur. Tol IKN 1B ini akan menjadi jalur vital yang mempersingkat waktu tempuh Balikpapan-IKN menjadi hanya 50 menit. Kehadiran proyek ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat konektivitas di antara tiga kota utama di Kalimantan Timur, IKN, Balikpapan, dan Samarinda.