Jakarta, — Komitmen PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA dalam memperkuat penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) kembali mendapat pengakuan nasional. WIKA meraih penghargaan Leadership A – Advancing ESG Transparency Leadership dalam ajang Indonesia ESG Leadership Awards 2025 yang digelar oleh Bumi Global Karbon (BGK) Foundation di Soehanna Hall, The Energy Building, SCBD Jakarta.
Penghargaan ini menegaskan posisi WIKA sebagai salah satu pelaku industri konstruksi yang konsisten meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan kualitas tata kelola keberlanjutan. BGK Foundation memberikan penilaian secara independen berdasarkan 33 faktor ESG, mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola, serta mengapresiasi 64 perusahaan yang dinilai berhasil menunjukkan kinerja unggul dalam praktik dan pelaporan ESG.
Direktur Utama WIKA, Agung BW, menyampaikan bahwa pengakuan ini menjadi pendorong bagi perseroan untuk terus memperkuat integrasi ESG di seluruh proses bisnis.
“Transparansi dan akuntabilitas bukan hanya komitmen, tetapi bagian dari strategi jangka panjang WIKA dalam menciptakan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Sejalan dengan itu, WIKA terus memperluas implementasi ESG hingga ke level proyek melalui 5 Program Unggulan Direktur Utama Implementasi ESG WIKA, yang meliputi penggunaan modular, penanaman kembali pohon, pelarangan penebangan di luar area konstruksi, pemanfaatan motor listrik, serta penggunaan photovoltaic (PV) sebagai sumber energi terbarukan. Program-program ini memperkuat efisiensi energi, menekan emisi gas rumah kaca, serta memastikan metode kerja yang lebih hijau dan terstandarisasi di seluruh WIKA Group.
WIKA juga tengah menyusun baselining emisi di seluruh proyek untuk membangun inventarisasi gas rumah kaca yang lebih komprehensif. Data ini menjadi fondasi dalam perumusan jalur penurunan emisi dan pengembangan portofolio inisiatif efisiensi energi dan transisi energi bersih, yang diperkokoh melalui pembaruan Roadmap Dekarbonisasi agar selaras dengan target global net-zero emission 2050 serta agenda nasional NZE 2060. Langkah ini menjadi pondasi strategis bagi WIKA dalam memperkuat ketahanan iklim sekaligus memanfaatkan peluang bisnis hijau.
Penguatan komitmen keberlanjutan juga diwujudkan melalui penerbitan tiga kebijakan korporasi baru: Kebijakan Keberlanjutan, Kebijakan Hak Asasi Manusia, dan Kebijakan Keanekaragaman Hayati dan Restorasi Lahan. Ketiga kebijakan tersebut menjadi pedoman formal yang memastikan seluruh aktivitas bisnis memperhatikan dampak lingkungan, menghormati hak pekerja dan masyarakat, serta menjaga kelestarian ekosistem melalui identifikasi risiko, penerapan mitigation hierarchy, serta pemulihan lahan dan habitat secara bertahap dan terukur. Seluruh kebijakan diterapkan secara group-wide dan ditinjau berkala untuk memastikan efektivitasnya.
Sebagai arah strategis jangka menengah, WIKA telah menyiapkan Grand Roadmap ESG 2024–2028, yang membagi perjalanan keberlanjutan perusahaan ke dalam lima tahapan, mulai dari penguatan tata kelola, pengembangan ekosistem ESG yang lebih matang, hingga pencapaian posisi sebagai benchmark nasional pada 2028. Pada fase Move (2025) yang sedang berlangsung, WIKA fokus memperkuat target ESG di seluruh divisi, menyempurnakan roadmap dekarbonisasi, menajamkan baselining energi, air, dan limbah, mengintegrasikan risiko iklim ke dalam manajemen risiko korporasi, serta meningkatkan transparansi melalui pengembangan ESG dashboard yang mengacu pada standar pelaporan terbaru, termasuk TCFD.
Dengan pencapaian ini, WIKA menegaskan komitmennya sebagai perusahaan konstruksi dan EPC nasional yang tidak hanya menghasilkan karya infrastruktur, tetapi juga menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan keberlanjutan sosial. Penghargaan Leadership A menjadi momentum bagi WIKA untuk terus memperkuat kontribusinya dalam mendorong transisi menuju ekonomi hijau, inklusif, dan berketahanan, selaras dengan agenda pembangunan nasional.









